Seperti kita ketahui, pada zaman dahulu di tanah pasundan atau Jawa Barat ini berdiri salah satu kerajaan hindu terbesar di Nusantara yaitu kerajaan Tarumanegara, dan juga berdiri salah satu kerajaan besar hasil perpecahan dari kerajaan Tarumanegara, yaitu kerajaan Galuh - Pakuan Pajajaran.
Kerajaan Galuh - Pakuan Pajajaran adalah kerajaan besar yang menguasai seluruh Jawa Barat, Jakarta, sampai Banten. Kerajaan ini berkedudukan di kota Bogor, Jawa Barat. Oleh karena itu tidak hanya di Bali, di Bogor pun berdiri sebuah Pura Hindu bernama Pura Parahyangan Agung Jagatkartha.
Pura Parahyangan Agung Jagatkartha adalah pura terbesar di Jawa Barat, dan terbesar kedua di Indonesia setelah pura Besakih di Bali. Pura ini dianggap sebagai tempat persemayaman dan pemujaan terhadap prabu Siliwangi, seorang raja dari kerajaan Pajajaran yang pernah berkuasa di Jawa Barat.
Pura Parahyangan Jagatkartha terletak di kaki gunung salak, yaitu daerah Ciapus kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pura ini dibangun sangat unik di kaki gunung salak karena dhulu pernah berdiri Pakuan Pajajaran Sunda di sana. Pakuan pajajaran adalah ibukota dari kerajaan Sunda Galuh, kerajaan Hindu terakhir di Nusantara bersama Majapahit yang mengalami masa keemasannya dalam kepemimpinan prabu Siliwangi sebelum akhirnya takluk di tangan muslim Jawa pada abad ke-16.
Letak pura ini dipercaya sebagai tempat moksa nya prabu Siliwangi bersama para prajuritnya. Sebagian peninggalan kerajaan Pajajaran kini tersimpan di museum Nasional di Jakarta berupa telapak kaki prabu Siliwangi di batu yang kemudian dikenal sebagai prasasti Ciaruteun.
Pembangunan pura ini dirintis pada tahun 1995 berdasarkan hasil gotong royong umat Hindu Nusantara. Pura ini sebenarnya belum selesai seluruhnya, namun bangunan pura utama seperti Padmesana, Balai Pasamuan Agung, dan Mandala Utama telah selesai dibangun. Pengunjung wisatawan umumnya dilarang masuk ke dalam pura utama kecuali untuk bersembahyang, pengunjung wisatawan hanya dapat akses hingga pelataran pura.
Pura Parahyangan Agung Jagatkartha biasanya menjadi alternatif liburan keagamaan Hindu selain ke Bali. Wisatawan yang berkunjung cukup memberikan sumbangan perawatan seikhlasnya tanpa biaya masuk.