Banjir adalah bencana tahunan di ibukota negara Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Baik sejak masa penjajahan Belanda hingga sekarang bencana ini tidak pernah berhenti menghampiri warga ibukota.
Pada pemerintahan sekarang, kembali dilakukan pembicaraan mengenai upaya pencegahan banjir di ibukota. Terlebih masalah ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah "tetangga" ibukota.
Jakarta merupakan daerah hilir bagi beberapa sungai besar seperti sungai Ciliwung yang daerah hulu nya berada di wilayah Bogor yang merupakan daerah provinsi Jawa Barat. Daerah Bogor sendiri seperti kita tahu merupakan daerah dengan curah hujan cukup tinggi.
Apabila di daerah hulu terjadi hujan secara berhari - hari maka sudah tentu daerah hilir seperti Jakarta akan terkena dampak banjir. Sejak dahulu pemerintah yang menangani ibukota bekerja keras mencari solusi pencegahan banjir. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DKI Jakarta, titik banjir di Jakarta awalnya ada 75 titik, kemudian pada era pemerintahan gubernur Fauzi Bowo titik banjir berkurang menjadi 62 titik.
Berkurangnya titik banjir tersebut karena dibangunnya Kanal Banjir Timur dan Kanal Banjir Barat yang mampu menampung debit air yang besar.
Saat ini DKI Jakarta berada dibawah pemerintahan Gubernur Joko Widodo. Menurut Kepala Badan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DKI Jakarta Danang Susanto titik banjir berkurang menjadi 35 titik di era kepemimpinan Jokowi.
Baru - baru ini gubernur Jokowi telah melakukan pembicaraan tentang penanganan banjir bersama gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, bersama beberapa pihak terkait untuk kesiapan pembangunan waduk Ciawi di Bogor dan Depok guna mengurangi banjir di ibukota Jakarta.
Semoga pembicaraan tersebut segera terealisasi agar tidak terjadi banjir lagi di Jakarta.
Sumber : http://m.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/14/data-bnpb-dki-era-jokowi-35-titik-banjir-era-foke-62
Tidak ada komentar:
Posting Komentar