Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia berdasarkan luas wilayah dan jumlah penduduknya, namun masalah terbesar yang dihadapi oleh negara ini adalah meningkatnya jumlah pengangguran yang sangat besar sehingga pemerintah sulit mengatasinya. Pengangguran itu sendiri umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding. Pengangguran sering kali menjadi masalah juga bagi perekonomian negara maupun bagi masyarakat khususnya, karena dengan adanya pengangguran, jumlah produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga akan berdampak kepada masalah sosial lainnya seperti kemiskinan.
Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat berdampak buruk kepada politik, keamanan, maupun penghambatan kemajuan ekonomi Indonesia. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GDP dan pendapatan perkapita Indonesia. Dalam upaya pembangunan perekonomian, harus juga diperhatikan pembangunan atau perluasan lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran dapat ditekan sehingga pembangunan perekonomian negara pun menjadi lebih cepat.
Kebijakan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota / kabupaten haruslah menjadi satu kesatuan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman di antara pemerintah yang satu dengan yang lain yang dapat menyebabkan buruknya situasi politik.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Argumentasi :
Dalam hal ini, menurut saya pemerintah harus segera merencanakan pembangunan lapangan kerja yang cukup untuk para pengangguran, selain itu bagi yang pengangguran diharapkan pemerintah dapat membantu dalam hal pemberian sosialisasi atau pengadaan kursus agar nantinya tenaga para penganggur dapat memadai dan bisa dipekerjakan sebagai PRT di negara sendiri tentunya.
Senin, 10 Oktober 2011
Senin, 03 Oktober 2011
Permasalahan Sampah di Surabaya
Salah satu masalah sosial yang dialami oleh masyarakat di Indonesia ini salah satunya adalah pengelolaan sampah kota yang kurang baik. Seperti di kota Surabaya misalnya, di kota ini sampah menjadi masalah serius yang dialami pemerintah kota. Kota surabaya sendiri menghasilkan 8.700 m3 per hari , 80 % ditimbun di TPA yang semakin lama semakin menggunung.
Walaupun kota Surabaya pernah mendapatkan penghargaan Adipura dan sempat menurunkan angka produksi sampah kota, tetap saja hal itu belum cukup untuk benar - benar menciptakan kota yang bebas dari sampah. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia ini adalah salah satu penyebabnya. Sebagaimana diketahui sampah adalah masalah yang cukup serius dan tidak asing lagi bagi kota - kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota - kota besar lainnya.
Perlu kesadaran dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya saat ini hanya menyemprotkan cairan penghilang bau saja di tempat pembuangan sampah akhir, padahal jika tidak segera diatasi, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan warga Surabaya khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar TPA juga dapat menyebabkan pencemaran udara di kota tersebut. Saat ini volume sampah yang dikembangkan atau diolah masyarakat masih sangat minim sehingga masih harus digencarkan kampanye gerakan 3R. Untuk merealisasikan gerakan 3R ini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari masyarakat, pemerintah, serta pihak - pihak terkait lainnya.
Argumentasi :
Sebaiknya dalam hal pengelolaan sampah kota ini, peru adanya kesadaran dari berbagai pihak mulai dari masyarakat, pemerintah, serta pihak - pihak terkait yang ada di kota tersebut. Selain itu pelaksanaan gerakan 3R tersebut perlu dilaksanakan seperti Reduce, Reuse, Recycle. Reduce sendiri adalah pengurangan konsumsi barang - barang yang sulit terdegradasi, Reuse adalah penggunaan kembali sampah yang masih bisa digunakan, serta Recycle adalah kegiatan mendaur ulang sampah yang sudah tidak dapat digunakan kembali. Selain itu sosialisasi, pembentukan kader lingkunga, serta pembagian sarana kebersihan juga perlu diadakan guna memberikan pengarahan serta fasilitas bagi warga untuk tidak membuang sampah sembarangan yang dapat memperburuk suasana kota.
Langganan:
Postingan (Atom)